Madura adalah sebuah pulau kecil yang dimiliki Indonesia dan memiliki keindahan alam yang cukup mumpuni. Mayoritas penduduk di Madura menganut agama Islam yang sangat kental, dan kebiasan orang madura baik lansia maupun pemuda dan pemudi adalah memakai sarung dan songkok warna hitam jika hari sudah memasuki petang. Mata pencaharian penduduk Madura mayoritas adalah petani dan nelayan.
Madura mempunyai bermacam seni budaya atau ciri khas, namun budaya dari Madura yang cukup familiar di masyarakat lokal maupun mancanegara adalah Kerapan Sapi, Batik Tulis dan yang paling ekstrem adalah Carok. Kerapan Sapi Madura telah menjadi kebudayaan orang Madura sejak jaman
dahulu. Kebiasaan memacu binatang peliharaan di arena memang sudah
menjadi kegemaran penduduk Madura sejak dahulu kala. Di Madura tidak
hanya hewan peliharaan sapi yang diadu cepat, tetapi juga kerbau seperti
yang terdapat di Pulau Kangean. Adu cepat kerbau itu disebut “mamajir”.
Sapi atau kerbau yang adu cepat itu, dikendarai oleh seorang joki yang
disebut tukang tongko. Tukang tongko tersebut berdiri di atas “kaleles”
yang ditarik oleh sapi atau kerbau pacuan.
Kerapan Sapi Madura
Batik tulis Madura adalah seni budaya yang hasil karya cukup dikenal oleh masyarakat nasional dan internasional. Batik tulis Madura mempunyai banyak keunikan, yang pertama apabila batik itu selalu di pakai dan dicuci dengan cara yang benar, maka warna batik itu tidak akan luntur tetapi malah akan tambah terang warna batik dan corak batik itu sendiri. Dan keunikan yang kedua yaitu, jika pada saat pembuatan batik itu direndam dengan jangka waktu kurang dari 1 tahun, maka harga batik itu mencapai 1 juta hingga 10 juta rupiah. Tetapi manakala batik itu direndam dengan waktu yang sangat lama atau batik tua/kuno, maka harganya bisa mencapai hingga ratusan juta rupiah.
Batik Tulis Madura
Tradisi khas pulau Madura yaitu "Carok". Mungkin para pembaca sekalian sudah pernah dengar dengan kata "Carok". merupakan tradisi bertarung yang disebabkan karena alasan tertentu yang berhubungan dengan harga diri kemudian diikuti antar kelompok dengan menggunakan senjata (biasanya celurit). Tidak ada peraturan resmi dalam pertarungan ini karena carok merupakan tindakan yang dianggap negatif dan kriminal serta melanggar hukum. Ini merupakan cara suku Madura dalam mempertahankan harga diri dan "keluar" dari masalah yang pelik. Biasanya, "carok" merupakan jalan terakhir yang di tempuh oleh
masyarakat suku Madura dalam menyelesaikan suatu masalah. Carok biasanya
terjadi jika menyangkut masalah-masalah yang menyangkut
kehormatan/harga diri bagi orang Madura (sebagian besar karena masalah
perselingkuhan dan harkat martabat/kehormatan keluarga).
Carok Madura
Banyak yang menganggap carok adalah tindakan keji dan bertentangan dengan ajaran agama meski suku Madura sendiri kental dengan agama Islam pada umumnya tetapi, secara individual banyak yang masih memegang tradisi Carok. Biasanya jika salah satu kubu belum dapat membalas kematian saudaranya dia akan mencari salah satu sanak saudara dari pembunuh yang sudah membunuh saudaranya tersebut, jika orang Madura bilang yaitu "Pateh Koduh Bheles So Pateh" ( Kematian harus dibalas dengan kematian ).
Setelah saya membahas tentang seni budaya dan tradisi khas Madura, saat ini saya akan membahas tentang makanan khas Madura. Madura mempunyai berbagai macam khas makanan, tetapi yang sering dicari oleh para pecinta kuliner adalah sate dan nasi jagung. Sate di Madura ada banyak macamnya, contoh sate daging ayam, sate daging kambing, sate daging sapi dan sate lalat. Sate yang disebut terakhir bukannya sate yang dibuat dari lalat, tetapi daging yang di potong seperti ukuran lalat pada umumnya.
Sate Lalat Madura
No comments:
Post a Comment